BAB 2 (Interaksi dan Proses Pembelajaran)
Pengenalan
Proses
pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan
oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam
untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara
guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali
guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif,
sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak
efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas
pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Guru sebagai pendidik tidak mendominasi
kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan
motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan potensi dan
kreativitasnya, melalui interaksi belajar mengajar.
Untuk
menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, setiap orang perlu mengetahui
apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk
memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi
antara stimulus dan respon. Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon
stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran
yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh Guru dari pengetahuan
sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka
(Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat.
Pengertian Interaksi dalam Pembelajaran
Dalam
proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik harus ada interaksi.
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta
didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan
tertentu. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah
sesuai dengan tujuan pendidikan. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik
dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta
karakteristik pribadinya ke arah yang positif, baik bagi dirinya maupun
lingkungannya.
Interaksi
terdiri dari kata inter (antar), dan aksi (kegiatan). Jadi interaksi adalah
kegiatan timbal balik. Dari segi terminologi “interaksi” mempunyai arti hal
saling melakukan aksi; berhubungan; mempengaruhi; antar hubungan. Interaksi
akan selalu berkait dengan istilah komunikasi atau hubungan. Sedang
“komunikasi” berpangkal pada perkataan “communicare” yang berpartisipasi,
memberitahukan, menjadi milik bersama. Menurut Wikipedia bahasa Indonesia,
Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau
lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Jadi, interaksi belajar mengajar adalah
kegiatan timbal balik antara guru dengan anak didik, atau dengan kata lain
bahwa interaksi belajar mengajar adalah suatu kegiatan sosial, karena antara
anak didik dengan temannya, antara si anak didik dengan gurunya ada suatu
komunikasi sosial atau pergaulan.
Roestilah
(1994: 35 ) mengemukakan bahwa “interaksi yaitu proses
dua arah yang mengandung tindakan atau perbuatan komunikator maupun komunikan”.
Berarti interaksi dapat terjadi antar pihak jika pihak yang terlibat saling
memberikan aksi dan reaksi. Suhubungan dengan itu interaksi adalah proses saling
mengambil peran. Zahra (1996 :91 ) mengemukan bahwa “Interaksi merupakan
kegiatan timbal balik. Interaksi belajar mengajar berarti suatu kegiatan social
karena antara peserta didik dan gurunya ada suatu komunikasi sosial atau
pergaulan”. Menurut Homans (Ali, 2004: 87) mendefisikan interaksi sebagai suatu
kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu
lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh
individu lain yang menjadi pasangannya. Menurut Sardiman (1986: 8)” interaksi
yang dikatakan dengan interaksi pendidikan apabila secara sadar mempunya tujuan
untuk mendidik, untuk mengantarkan anak didik ke arah kedewasaan”. Sedangkan menurut Soetomo, bahwa interaksi
belajar mengajar ialah hubungan timbal balik antara guru (pengajar) dan anak
(murid) yang harus menunjukkan adanya hubungan yang bersifat edukatif
(mendidik). Di mana interaksi itu harus diarahkan pada suatu tujuan tertentu
yang bersifat mendidik, yaitu adanya perubahan tingkah laku anak didik ke arah
kedewasaan.
Faktor-Faktor Interaksi Proses Pembelajaran
Sebagaimana
diketahui bahwa proses pengajaran pada hakikatnya merupakan rangkaian kegiatan
komunikasi antar subjek didik; guru dan siswa. Komunikasi antar dua subjek ini
dipengaruhi oleh berbagi faktor yang mendasari terjadinya interaksi belajar
mengajar yang meliputi sebagai berikut:
1. Faktor Tujuan
Terdapat
istilah tujuan, baik yang bersifat umum maupun khusus dengan rincian sebagai
berikut:
1. Tujuan umum yang dikenal dengan istilah aims.
Aims sebagai
suatu statemen umum yang memberikan gambaran dan arah yang akan dituju, ia
menjadi pangkal tolak, ide/inspirasi dan pengarahan. Sifat umum dan luas dari
aims mengharuskan untuk dijabarkan/dijelaskan secara nyata dan terarah.
2. Tujuan khusus yang dikenal dengan
istilah objective.
Dalam
gambaran objectives tertulis suatu
kegiatan peserta didik setelah menjalani interaksi pengajaran. Kegiatn yang
tertulis dalam tujuan khusus ini sering dinyatakan dalam bentuk kelakuan yang
dalam istilah lain disebut behavior.
Maka tujuan khusus sering disebut behavioral objectives.
Dalam
memantapkan rumusan tujuan khusus, maka berhubungan dengan dua hal yaitu
“kesesuaian” dan “kegunaan. Istilah kesesuian menunjukan bahawa tujuan khusus
mesti sesuai dengan keadaan dan masalah yang dihadapi. Sedangkan istilah
kegunaan menunjukan bahwa tujuan khusus mesti berguna serta mencerminkan nilai
kegunaan dalam interaksi pengajaran.
2. Faktor Guru Dan Peserta Didik
Guru
dan peserta didik adalah dua subjek dalam interaksi pembelajaran. Guru sebagai
pengarah dan pembimbing berdasarkan tujuan yang telah ditentukan, sedangkan
peserta didik sebagai yang langsung menuju pada arah tujuan melalui aktivitas
dan berinteraksi langsung dengan lingkungan sebagai sumber belajar atas
bimbingan guru.
Imam
Ghazali pernah mengatakan bahwa tugas seorang pengajar/guru itu sesuatu yang
mulia. Kemuliaan ini mengandung dua kemanfaatan.
~Bagi orang yang mengajar (guru) yang menyampaikan ilmu
pengetahuan maka ia akan semakin bertambah pengetahuan dan pengalamannya.
~Bagi orang yang diberi ilmu pengetahuan (peserta didik)
akan semakin bertambah pula pengetahuan dan pengalamnanya hingga mereka dapat
mengambil manfaat dari ilmu tersebut.
Pola Interaksi
Dalam Pembelajaran
1. Berpusat Pada Isi
Proses pembelajaran terdapat kegiatan guru mengajarkan
isi pembelajaran di satu kutub, dan siswa mempelajari isi pembelajaran di kutub
lain, namun terlihat berpusat pada isi/materi pembelajaran dalam praktek,
proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru adakalanya terlihat kegiatan
yang semata-mata berpusat pada guru, dan adakalanya pula berpusat pada siswa.
2.
Berpusat Pada Guru
Pada
pembelajaran yang kegiatannya semata-mata berpusat pada guru, pada umumnya
terjadi proses yang bersifat penyajian atau penyampaian isi atau materi
pembelajaran. dalam praktek pembelajaran semacam ini, kegiatan sepenuhnya ada
di pihak guru, sedangkan siswa hanya menerima dan diberi pembelajaran (pasif)
3.
Berpusat Pada Siswa
Pada
pembelajaran yang kegiatannya semata-mata berpusat pada siswa, siswa
merencanakan sendiri materi pembelajaran apa yang akan dipelajari, dan
melaksanakan proses belajar dalam mempelajari materi pembelajaran tersebut.
Kegiatan dalam pembelajaran lebih banyak didominasi oleh siswa, sedangkan guru
lebih banyak bersifat permisif, yakni membolehkan setiap kegiatan yang
dilakukan siswa dalam mempelajari apapun yang dikehendakinya.
Untuk
meningkatkan keaktifan proses pembelajaran ini, guru membuat perencanaan
sebaik-baiknya dan pelaksanaannya didasarkan atas rencana yang telah dibuat.
Dengan cara semacam ini, diharapkan hasil belajar lebih baik lagi sehingga
terjadi keseimbangan keaktifan baik dipihak guru maupun dipihak siswa.
Rumusan
Kesimpulannya, interaksi
dalam proses pembelajaran adalah hubungan timbal balik antara guru dan siswa,
dengan adanya interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan
siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi aktif dan
kondusif.
Rujukan
No comments:
Post a Comment